Candi-candi Peninggalan Kerajaan Majapahit
Dynasti / Kerajaan MAJAPAHIT adalah kerajaan terbesar di Asia tenggara yang pernah ada. Sebagai sebuah negara kepulauan yang sangat luas, Nsantara mempunyai punya sejarah yang sangat panjang dan kompleks. Sehingga armada lautpun diperkuanya.
Dynasti / Kerajaan MAJAPAHIT adalah kerajaan terbesar di Asia tenggara yang pernah ada. Sebagai sebuah negara kepulauan yang sangat luas, Nsantara mempunyai punya sejarah yang sangat panjang dan kompleks. Sehingga armada lautpun diperkuanya.
Masa kejayaan Majapahit saat tampuk pimpinan dipegang oleh Raja Raden Wijaya dan Maha Patih Gajah Mada (1350-1389). Kekuasaannya meliputi daerah di Nusantar termasuk Filipina, Papua dan daratan semenanjung malaka. Majapahit merupakan sebuah kerajaan Hindu-Buddha yang berpusat di Jawa Timur
Jika dilihat dari peninggalan sejarah yang kini masih berdiri kokoh, pusat Kerajaan Majapahit sepertinya berada di daerah Mojokerto, Jawa Timur. Lebih tepatnya di Kecamatan Trowulan.
Tak cuma di Jawa Timur, candi-candi yang dipercaya sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit juga tersebar di beberapa wilayah di Jawa Tengah. Di lereng Gunung Lawu ada dua candi yang juga dipercaya sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit bahkan di belahan Nusantara.
Berikut ini adalah Candi-candi yang dipercaya sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit
Gapura Wringin Lawang
Melihat candi ini kamu pasti akan langsung teringat dengan rumah adat Bali yang disebut dengan Gapura Candi Bentar. Ciri khas rumah adat Bali adalah adanya sebuah pintu gerbang berupa gapura tak beratap yang lazim disebut dengan Candi Bentar. Gapura Wringin Lawang ini memiliki design yang serupa dengan Candi Bentar. Bangunan ini dipercaya sebagai pintu masuk ke kediaman Patih Gajah Mada dan diperkirakan dibangun pada abad ke-14. Lokasi candi ini juga berada di kompleks Trowulan, Mojokerto
Candi Brahu
Masih di kawasan Trowulan. Candi peninggalan Majapahit yang juga bisa ditemui di sana adalah Candi Brahu. Seperti candi-candi Majapahit di Jawa Timur, candi ini juga dibangun menggunakan bata merah. Candi ini dipercaya berfungsi sebagai tempat pembakaran (krematorium) jenasah para raja. Candi yang diperkirakan dibangun pada abad ke-15 ini memiliki panjang 22,5 m, dengan lebar 18 m, dan berketinggian 20 meter.
Masih di kawasan Trowulan. Candi peninggalan Majapahit yang juga bisa ditemui di sana adalah Candi Brahu. Seperti candi-candi Majapahit di Jawa Timur, candi ini juga dibangun menggunakan bata merah. Candi ini dipercaya berfungsi sebagai tempat pembakaran (krematorium) jenasah para raja. Candi yang diperkirakan dibangun pada abad ke-15 ini memiliki panjang 22,5 m, dengan lebar 18 m, dan berketinggian 20 meter.
Salah satu candi peninggalan Kerajaan Majapahit dapat kita jumpai di Probolinggo. Tepatnya di Desa Jabung, Kecamatan Paiton. Candi ini dibangun ketika Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk. Pembangunan candi ini diperkirakan dilakukan pada 1354 Masehi sedangkan pemugarannya dilakukan pada tahun 1983-1987. Bangunan candi ini — dan juga mayoritas candi lain — terbuat dari bata merah. Candi Jabang memiliki tinggi 16,2 meter dengan lebar 9,6 meter serta panjang 13,3 meter. Bangunan candi berada di atas lahan seluas 1.400 m² (35 m x 40 m)
Candi Tikus
Candi Tikus merupakan sebuah candi lain yang berada di kompleks percandian Trowulan. Candi ini terletak di sebuah kolam dan ditemukan pada tahun 1914. Bentuk candi ini relatif kecil dengan dimensi bangunan 29,5 m x 28,25 m. Ketika pertama kali ditemukan, candi ini konon merupakan sarang tikus. Itulah sebabnya masyarakat setempat menamai candi ini dengan nama Candi Tikus. Mengenai tahun pembuatan candi ini belum diketahui secara jelas. Namun, sebagian besar pakar menyebut candi ini dibuat antara abad 13 sampai 14. Pendapat ini berdasar pada adanya miniatur menara yang merupakan ciri dari bangunan candi pada abad ke-13 dan 14
Candi Tikus merupakan sebuah candi lain yang berada di kompleks percandian Trowulan. Candi ini terletak di sebuah kolam dan ditemukan pada tahun 1914. Bentuk candi ini relatif kecil dengan dimensi bangunan 29,5 m x 28,25 m. Ketika pertama kali ditemukan, candi ini konon merupakan sarang tikus. Itulah sebabnya masyarakat setempat menamai candi ini dengan nama Candi Tikus. Mengenai tahun pembuatan candi ini belum diketahui secara jelas. Namun, sebagian besar pakar menyebut candi ini dibuat antara abad 13 sampai 14. Pendapat ini berdasar pada adanya miniatur menara yang merupakan ciri dari bangunan candi pada abad ke-13 dan 14
Candi Pari
Candi peninggalan Kerajaan Majapahit juga bisa kita temukan ke Kabupaten Sidoarjo, tepatnya di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong. Lokasi candi berada di tengah-tengah perkampungan. Lokasi candi ini hanya berjarak sekitar 2 km saja ke arah barat laut dari pusat semburan lumpur Lapindo. Bangunan candi ini berbentuk persegi empat dengan bentuk mirip seperti pura-pura di Bali. Juga terbuat dari bata merah. Tahun pembuatan candi ini belum diketahui secara pasti namun dulu di atas gerbang candi ada tulisan 1293 Saka yang sama dengan 1371 Masehi. Kemungkinan itu merupakan tahun candi ini dibuat. Candi Pari juga dibangun pada masa kepemimpinan Hayam Wuruk
Candi peninggalan Kerajaan Majapahit juga bisa kita temukan ke Kabupaten Sidoarjo, tepatnya di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong. Lokasi candi berada di tengah-tengah perkampungan. Lokasi candi ini hanya berjarak sekitar 2 km saja ke arah barat laut dari pusat semburan lumpur Lapindo. Bangunan candi ini berbentuk persegi empat dengan bentuk mirip seperti pura-pura di Bali. Juga terbuat dari bata merah. Tahun pembuatan candi ini belum diketahui secara pasti namun dulu di atas gerbang candi ada tulisan 1293 Saka yang sama dengan 1371 Masehi. Kemungkinan itu merupakan tahun candi ini dibuat. Candi Pari juga dibangun pada masa kepemimpinan Hayam Wuruk
Candi Bajang Ratu
Candi Bajang Ratu merupakan sebuah candi yang berada di Kabupaten Mojokerto, tepatnya Desa Temon, Kecamatan Trowulan. Menurut catatan sejarah, candi ini merupakan pintu masuk ke sebuah tempat suci untuk meperingati wafatnya Raja Jayanegara yang merupakan raja kedua Kerajaan Majahapit. Bajang Ratu merupakan Bahasa Jawa yang artinya raja yang kecil. Nama ini merepresentasikan kondisi Raja Jayanegara yang ketika dinobatkan sebagai raja masih berusia muda dan masih lajang. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 sebagai sebuah gapura besar pada jaman keemasan Kerajaan Majapahit
Candi Bajang Ratu merupakan sebuah candi yang berada di Kabupaten Mojokerto, tepatnya Desa Temon, Kecamatan Trowulan. Menurut catatan sejarah, candi ini merupakan pintu masuk ke sebuah tempat suci untuk meperingati wafatnya Raja Jayanegara yang merupakan raja kedua Kerajaan Majahapit. Bajang Ratu merupakan Bahasa Jawa yang artinya raja yang kecil. Nama ini merepresentasikan kondisi Raja Jayanegara yang ketika dinobatkan sebagai raja masih berusia muda dan masih lajang. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 sebagai sebuah gapura besar pada jaman keemasan Kerajaan Majapahit
Candi Surawana
Sisa-sisa peninggalan Kerajaan Majapahit juga bisa kita temukan di Kediri melalui Candi Surawana. Berbeda dengan candi-candi sebelumnya yang terbuat dari batu bata merah, candi ini dibuat dari batu andesit seperti candi-candi lain yang lazim kita temui seperti Borobudur dan Prambanan. Lokasi detil candi ini berada di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Candi ini dipercaya dibangun pada abad ke-14 sebagai persembahan untuk Bhre Wengker yang meninggal pada tahun 1388 M. Bhre Wengker sendiri merupakan raja dari Kerajaan Wengker yang masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Sisa-sisa peninggalan Kerajaan Majapahit juga bisa kita temukan di Kediri melalui Candi Surawana. Berbeda dengan candi-candi sebelumnya yang terbuat dari batu bata merah, candi ini dibuat dari batu andesit seperti candi-candi lain yang lazim kita temui seperti Borobudur dan Prambanan. Lokasi detil candi ini berada di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Candi ini dipercaya dibangun pada abad ke-14 sebagai persembahan untuk Bhre Wengker yang meninggal pada tahun 1388 M. Bhre Wengker sendiri merupakan raja dari Kerajaan Wengker yang masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Candi Sukuh
Peninggalan Kerajaan Mahapahit juga dapat kita temukan di lereng Gunung Lawu di Jawa Tengah. Tepatnya di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Salah satunya adalah Candi Sukuh. Candi ini diperkirakan dibangun pada tahun 1437 Masehi. Bangunan candi ini berbentuk piramid dan sekilas terlihat mirip dengan Chichen Itza di Meksiko namun dengn ukuran yang lebih kecil. Candi ini dikenal sebagai candi yang vulgar karna banyak sekali patung dan relief yang menonjolkan organ intim manusia. Candi ini berada pada ketinggian 1.186 mdpl lereng Gunung Lawu
Peninggalan Kerajaan Mahapahit juga dapat kita temukan di lereng Gunung Lawu di Jawa Tengah. Tepatnya di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Salah satunya adalah Candi Sukuh. Candi ini diperkirakan dibangun pada tahun 1437 Masehi. Bangunan candi ini berbentuk piramid dan sekilas terlihat mirip dengan Chichen Itza di Meksiko namun dengn ukuran yang lebih kecil. Candi ini dikenal sebagai candi yang vulgar karna banyak sekali patung dan relief yang menonjolkan organ intim manusia. Candi ini berada pada ketinggian 1.186 mdpl lereng Gunung Lawu
Candi Cetho
Tidak jauh dari Candi Sukuh kita akan menemukan candi lain yang juga merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit yakni Candi Cetho. Candi ini juga terletak di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 1.496 mdpl. Lokasi candi tepat berada di atas Perkebunan Teh Kemuning. Jika tidak sedang tertutup kabut, kita akan melihat puncak Gunung Lawu saat berjalan menuju Candi Cetho. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-15 menjelang masa akhir kejayaan Kerajaan Majapahit. Candi ini sedikit berbeda dengan candi-candi peninggalan Kerajaan Majapahit lain karna dibuat pada kompleks yang berundak. Sebelum memasuki area candi terdapat Candi Bentar yang menjadi pintu gerbangnyaoleh : Taryono Pelabuhan Canggu